Untuk menjustifikasi sesuatu dibutuhkan banyak perspektif. Kalian tahu, apa yang menjadi alasan utamanya?
Pertama, kalian tentu mengenal Lego. Sebuah permainan yang terdiri dari kepingan plastik kecil yang dapat dibentuk menjadi berbagai model yang diinginkan. Dalam hal justifikasi, model adalah sesuatu yang akan kalian justifikasi. Namun, apa yang harus kalian lakukan? Ya, menyusun kepingan plastik kecil tersebut sedemikian rupa sehingga diperoleh model tersebut. Kepingan plastik kecil tersebut ibarat perspektif yang kalian kumpulkan satu per satu, hingga terbentuk gambaran yang jelas mengenai sesuatu hal yang ingin kalian justifikasi.
Kedua, kalian tentu mengetahui bitmap. Suatu citra grafis yang terdiri dari titik-titik. Setiap titik memiliki satu bagian warna dari citra grafis tersebut. Menariknya, satu titik itu ketika dipandang dengan mata seakan tak ada artinya. Begitulah kita terkadang memandang perspektif seseorang. Padahal, satu titik hilang, citra grafis yang terbentuk juga akan tidak seperti yang diinginkan. Kerapatan setiap titik itu menjadi resolusinya. Semakin tinggi resolusinya, semakin baik kualitas gambarnya. Ibarat semakin dekat hubungan antar-perspektif, akan semakin baik justifikasi kalian terhadap citra grafis tersebut.
Ketiga, kalian tentunya tidak asing dengan integral, bukan? Konsep matematika yang satu ini juga menjelaskan tentang pentingnya perspektif. Luas sebuah kurva atau volume suatu benda putar pasti diselesaikan dengan integral. Konsep integral adalah membentuk inkremen dari suatu bentuk, kemudian menjumlahkannya sepanjang dari ujung awal hingga ujung akhir. Secara numeris, semakin kecil inkremen yang dibuat, semakin teliti hasil yang diberikan. Demikian juga perspektif. Perspektif yang kita peroleh, setidaknya akan kita jumlahkan untuk memperoleh suatu kesimpulan yang diperlukan dalam menjustifikasi bentuk tersebut. Inkremen yang dibentuk biasanya hanya sebuah persegi panjang, namun semakin dijumlahkan semakin banyak bentuk kurva tak beraturan lain yang bisa dibentuk. Begitupun perspektif seharusnya dipandang.
Masih banyak contoh yang lainnya. Pasti kalian dapat menyebutkannya, bukan?