Lentera

Jangan pernah menunggu sesuatu yang sempurna, namun sempurnakanlah 'apa yang sudah ada' dan syukurilah dengan ikhlas 'apa yang sudah kita miliki' sebagai modal untuk memuliakan-Nya

#30HARIBERCERITA : MINDSET

Hai, para penentang perubahan!

Ada sebuah opini baru berkaitan dengan ‘kalian’ hari ini. Mungkin sebuah kebetulan, aku bisa berhadapan dengan buku karya Rhenald Kasali. Namun, aku tidak percaya kebetulan. Semuanya pasti sudah ada yang mengatur.

Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa mindset adalah set of assumption, sehingga mindset terdiri atas asumsi-asumsi yang dianut seseorang dan sudah tidak cocok dengan kebutuhan yang baru yang mana dalam banyak hal, mereka terkurung oleh pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan sendiri (Rhenald Kasali, 2017). Dan berkaitan dengan perubahan, pasti akan ditemukan dua kelompok berbeda, penerima dan penentang.

Carol Dweck seorang ahli perilaku dari Stanford mengamati ada  kecenderungan pada penentang perubahan adalah seorang fixed mindset dimana ia merasa sudah selesai. Namun, seorang growth mindset akan cepat beradaptasi menerima hal-hal yang baru. Sehingga, memang benar kata orang-orang di luar sana sebagaimana juga saya kutip dari tulisan Rhenald Kasali bahwa orang bodoh tidak akan selamanya bodoh, demikian pula dengan orang pintar. Semuanya berada dalam lintasan sirkular yang selalu berubah secara relatif terhadap waktu.

Dan perlu dicatat, pintar yang dibutuhkan dalam era saat ini bukan pintar yang stagnan, namun lebih kepada pintar yang mampu untuk ditumbuhkembangkan. Itulah mengapa sangat baik selalu merasa bahwa kualitas kecerdasan diri belum apa-apa, sebagai sebuah sinyal untuk terus mau belajar dan siap menerima tantangan-tantangan baru serta menjadikan orang lain yang lebih hebat menjadi tempat untuk belajar.

DISRUPTION TAK PANDANG BULU

Abad ke-21 merupakan abad yang penuh dengan perubahan-perubahan besar. Semua hal yang tidak terbayangkan sebelumnya, tiba-tiba menggerus sebagian besar cipta karya terdahulu. Dengan kata lain, pada masa ini timbul pelbagai gelombang perusak yang menonaktifkan “kreativitas konvensional”. Kreativitas konvensional ini mengacu pada  segala hasil konstruksi sosial dan budaya masyarakat yang telah menjadi asupan rutinitas mereka yang dalam konteks ini disebut sebagai incumbent. Fenomena perusakan ini, belum lama juga dibahas dalam buku ke-32 karya Rhenald Kasali. Dalam bukunya tersebut, beliau menyebut fenomena ini sebagai disruption. Dengan terbitnya buah pemikiran Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia ini, membuka mata masyarakat akan perlunya memahami perubahan besar yang tengah terjadi baik dalam skala indonesia maupun global. (more…)